Tahukah Anda bahwa jalan pintas terbaik yang dapat ditempuh adalah melakukan apa yang Allah katakan menurut waktu Allah? Jalan pintas yang berada di luar kehendak Allah mengandung kompromi serta menciptakan perselisihan dan keraguan.
Kita sebagai orang percaya harus mengerti bahwa kita adalah pelari jarak jauh. Kita adalah pelari maraton. Kita bukan perlari jarak pendek. Kita tidak perlu mencari cara "menjadi orang cepat kaya" atau jalan pintas yang membukakan pintu bagi kompromi.
Ada sebuah peribahasa lama yang sangat benar, "Jika Anda mencurahkan perhatian Anda terus-menerus mempelajari trik-trik perdagangan, maka Anda tidak akan pernah belajar berdagang."
Ada sebuah cerita tentang seekor burung yang cantik yang dikenal karena kicauannya yang luar biasa. Burung itu bertengger di puncak pohon dan membuat berbagai jenis melodi yang indah. Suatu hari seorang pria berjalan melewati hutan tersebut. Dia melewai pohon tersebut dan mendengar kicauan burung tersebut. Burung itu melihat pria tersebut dan dia melihat bahwa pria tersebut sedang memegang sebuah kotak.
"Apa yang kamu punyai di dalam kotak itu?" tanyanya pada pria tersebut.
Pria tersebut menjawab bahwa dia memiliki ulat-ulat besar di dalam kotak tersebut. "Saya akan menukarkan seekor ulat untuk sehelai bulumu yang indah itu," tawarnya.
Burung tersebut turun, mencabut sehelai bulunya dan kemudian memberikannya sebagai bayaran untuk seekor ulat. Lalu dia mengambil ulat tersebut dan memakannya. Dia berkata kepada dirinya sendiri, "Mengapa saya harus bekerja keras untuk mendapatkan seekor ulat sementara sangatlah mudah mendapatkannya dengan cara seperti ini?"
Pertukaran itu berlangsung selama jangaka waktu beberapa hari dan dengan segera burung itu tidak lagi memiliki bulu yang indah untuk ditukar dengan ulat. Yang lebih mengenaskan, burung itu tidak bisa terbang lagi, juga tidak memiliki keindahan lagi. Jadi, dia tidak mau lagi menyanyikan kicauan yang indah. Burung itu adalah burung yang tidak bijaksana dan juga tidak berbahagia.
Seperti burung yang bodoh itu, kita selalu menyerah kepada pencobaan untuk mencari jalan pintas, jalan untuk mendapatkan secara cepat apa yang kita inginkan dan hasil yang kita dambakan. Tetapi seperti burung yang malang itu yang mengalami penyesalan, maka selalu ada harga yang harus dibayar dalam mengambil jalan pintas.
Akhirnya kita akan belajar bahwa tidak ada jalan pintas dalam menuju keberhasilan. Salah satu kebenaran yang tersembunyi di dalam kehidupan ini adalah kenyataan bahwa jalan untuk mendapatkan hadiah selalu lebih berharga dari hadiah itu sendiri. Jalan pintas membuat kita kehilangan pelajaran-pelajaran berharga yang perlu kita pelajari di sepanjang jalan kita. Pada saat Anda menghadapi pilihan untuk menempuh jalan pintas, jalan yang bukan merupakan jalan Allah, katakanlah tidak. Anda harus tekun dan tetap di jalan yang sudah Allah tetapkan bagi Anda.
Ya, benarlah perkataan ini: Kita harus tinggal pada jaluir lingkaran waktu sebelum kita tida di pusat kesempatan.Dan juga benar adanya bahwa selalu tersedia makanan gratis pada kail ikan.
Diterjemahkan dari buku best-seller An Enemy Called Average (John L. Mason)
Hak terjemahan Indonesia ada pada Cipta Olah Pustaka Publishing House, Bandung